Kisah Memilukan, Seorang Ibu di China Melakukan Aborsi

Kisah Memilukan, Seorang Ibu di China Melakukan Aborsi
Kisah Memilukan, Seorang Ibu di China Melakukan Aborsi - Menggambarkan Feng sedang terbaring di rumah sakit di samping jenasah bayinya yang berlumuran darah.

Sebuah gambar di dunia maya yang menunjukan jenasah bayi berlumuran darah, yang diduga menjadi korban pengguguran kandungan secara paksa telah memantik kemarahan di China. Janin itu diduga berusia tujuh bulan ketika dikeluarkan paksa dari kandungan ibunya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia di Provinsi Shaanxi di utara China mengatakan bahwa petugas berwenang memaksa Feng Jianmei untuk mengaborsi janinnya pada 2 Juni silam karena dia dan suaminya tidak mampu membayar denda sebesar 40.000 yuan atau setara Rp.59 juta, sanksi bagi mereka yang melanggar kebijakan "satu anak" di negeri Tirai Bambu itu.

Pemerintah di Zhenping, wilayah tempat aborsi itu dilaksanakan, mengatakan Feng sudah menyetujui prosedur itu tetapi keluarga perempuan itu kepada AFP mengatakan dia dan suaminya menolak pengguguran itu.

Anggota keluarga yang tidak ingin namanya disebutkan itu juga mengakui keaslian foto yang menggambarkan Feng sedang terbaring di rumah sakit di samping jenasah bayinya yang berlumuran darah.

Sementara itu warga dan pengguna internet di China menunjukan kemarahannya atas peristiwa keji nan menjijikan itu, bahkan media-media pemerintah juga mengutuk prosedur tersebut.

"Siapa yang bahkan tega meletakan bayi berlumuran darah di samping ibunya," tulis salah seorang pengguna internet China di portal berita Netease.com.

"Ini yang mereka sebut-sebut dilakukan oleh setan Jepang dan Nazi. Tetapi ini terjadi di dunia nyata... Mereka (petugas yang bertanggungjawab) harus dihukum mati," tulis pengguna internet lain.

China memang menerapkan sistem keluarga berencana yang ketat sejak akhir tahun 1970an sebagai usaha untuk menekan pertumbuhan populasi di negeri yang kini dihuni oleh 1,3 miliar orang.

Dalam kebijakan itu keluarga-keluarga di perkotaan diizinkan mempunyai satu anak, sementara di pedesaan dibolehkan mempunyai dua anak, jika anak pertama adalah perempuan.

"Kisah Feng Jianmei menunjukan bagaimana 'kebijakan satu anak' terus melestarikan kekerasan atas perempuan setiap hari," kata Chai Ling, ketua kelompok pembela hak asasi perempuan yang berbasis di Amerika Serikat, All Girls Allowed.

Media-media pemerintah China juga mengutuk kasus itu tetapi menegaskan kebijakan keluarga berencana itu harus tetap diterapkan.

Adapun petugas di rumah sakit Zhenping menolak untuk memberikan penjelasan ketika dihubungi berkali-kali oleh AFP.

Berikut video berita tentang Kisah Memilukan, Seorang Ibu di China Melakukan Aborsi

Tag : Last News
Komentar Facebook
0 Komentar untuk "Kisah Memilukan, Seorang Ibu di China Melakukan Aborsi"

Back To Top