Kopi Prioritas Revitalisasi Perkebunan - Kementerian Pertanian pada tahun depan akan memberikan prioritas pada kopi sebagai komoditas yang termasuk dalam program revitalisasi perkebunan.
Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Sabtu menyatakan, saat ini program revitalisasi perkebunan hanya mencakup tiga komoditas utama yakni sawit, karet dan kakao.
"Kopi juga merupakan komoditas strategis untuk ekonomi perdesaan. Oleh karena itu kita akan memasukkan kopi dalam prioritas revitalisasi perkebunan," katanya.
Menurut dia, dengan memasukkan kopi sebagai komoditas dalam revitalisasi perkebunan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani serta devisa negara dari ekspor produk tersebut.
Suswono menyatakan kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang untuk dikembangkan, apalagi lebih dari 90 persen lahan kopi dimiliki oleh perkebunan rakyat.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian saat ini, produktivitas kopi nasional masih rendah yaitu berada di kisaran 700 kg per hektar per tahun, angka tersebut baru 60 persen dari potensi produktivitas.
Deptan mencatat, jumlah areal kopi di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,31 juta hektare dengan perincian areal lahan kopi robusta 1,07 juta hektare (82 persen) dan areal lahan kopi arabika 241.548 (18 persen).
Dari total lahan itu, sebanyak 96 persen dikuasai oleh perkebunan rakyat, sekitar 2 persen adalah perkebunan negara dan 2 persen merupakan milik swasta.
Sebelumnya ketika meninjau Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember Jawa Timur, Mentan menyatakan, ke depan pemerintah akan meningkatkan pengembangan kopi jenis Arabika.
Hal itu, lanjutnya, kopi jenis ini memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari total kopi nasional sehingga diharapkan bisa mengalami peningkatan.
"Selain itu untuk meningkatkan keragaman hayati dan sumber daya alam nasional," katanya.
Selama ini, menurut Suswono, kopi jenis arabika asal Indonesia merupakan produk yang sudah terkenal dan digemari di pasar dunia dengan berbagai jenis produk seperti Toraja coffe, Gayo coffe, Mandailing coffe, Kintamani coffe, Flores coffe ataupun, Java coffe.
Sementara itu untuk kopi jenis Robusta, pemerintah akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan mutu biji kopi rakyat, peremajaan tanaman serta diversifikasi dan intergrasi perkebunan kopi dengan usaha peternakan sapi.(htr)
Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Sabtu menyatakan, saat ini program revitalisasi perkebunan hanya mencakup tiga komoditas utama yakni sawit, karet dan kakao.
"Kopi juga merupakan komoditas strategis untuk ekonomi perdesaan. Oleh karena itu kita akan memasukkan kopi dalam prioritas revitalisasi perkebunan," katanya.
Menurut dia, dengan memasukkan kopi sebagai komoditas dalam revitalisasi perkebunan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani serta devisa negara dari ekspor produk tersebut.
Suswono menyatakan kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang untuk dikembangkan, apalagi lebih dari 90 persen lahan kopi dimiliki oleh perkebunan rakyat.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian saat ini, produktivitas kopi nasional masih rendah yaitu berada di kisaran 700 kg per hektar per tahun, angka tersebut baru 60 persen dari potensi produktivitas.
Deptan mencatat, jumlah areal kopi di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,31 juta hektare dengan perincian areal lahan kopi robusta 1,07 juta hektare (82 persen) dan areal lahan kopi arabika 241.548 (18 persen).
Dari total lahan itu, sebanyak 96 persen dikuasai oleh perkebunan rakyat, sekitar 2 persen adalah perkebunan negara dan 2 persen merupakan milik swasta.
Sebelumnya ketika meninjau Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember Jawa Timur, Mentan menyatakan, ke depan pemerintah akan meningkatkan pengembangan kopi jenis Arabika.
Hal itu, lanjutnya, kopi jenis ini memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari total kopi nasional sehingga diharapkan bisa mengalami peningkatan.
"Selain itu untuk meningkatkan keragaman hayati dan sumber daya alam nasional," katanya.
Selama ini, menurut Suswono, kopi jenis arabika asal Indonesia merupakan produk yang sudah terkenal dan digemari di pasar dunia dengan berbagai jenis produk seperti Toraja coffe, Gayo coffe, Mandailing coffe, Kintamani coffe, Flores coffe ataupun, Java coffe.
Sementara itu untuk kopi jenis Robusta, pemerintah akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan mutu biji kopi rakyat, peremajaan tanaman serta diversifikasi dan intergrasi perkebunan kopi dengan usaha peternakan sapi.(htr)
Tag :
Bisnis
Komentar Facebook
0 Komentar untuk "Kopi Prioritas Revitalisasi Perkebunan"